PENGARUH KONSENTRASI BEESWAX SEBAGAI EMULGATOR PADA KARAKTERISTIK DAN STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM PATI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.)

  • Dewi Fitriani Puspitasari STIFAR Yayasan Pharmasi, Semarang, Indonesia
  • Sekar Wida Ratih STIFAR Yayasan Pharmasi, Semarang, Indonesia
Kata Kunci: pati bengkuang, krim, karakteristik, stabilitas

Abstrak

Pati umbi bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) memiliki aktivitas antioksidan, antiaging, serta mampu memberikan kelembapan, meredakan inflamasi sehingga berkhasiat mencegah kerusakan sel kulit akibat radikal bebas. Formulasi pati bengkuang dalam bentuk krim diharapkan mempermudah dalam penggunaan. Komponen utama yang mempengaruhi sifat karakteristik fisik suatu sediaan krim adalah emulgator. Beeswax termasuk emulgator yang dapat meningkatkan konsistensi krim dan dapat menstabilkan sediaan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi beeswax terhadap karakteristik fisik dan stabilitas sediaan krim pati bengkuang. Metode penelitian diawali dengan pengambilan pati yang dilakukan dengan menyaring perasan umbi bengkuang. Hasil saringan diendapkan 24 jam lalu hasil endapan dikeringkan. Krim dibuat dalam 3 formula yakni FI, FII dan FIII dengan variasi beeswax 5,10 dan 15%, selanjutnya diuji karakteristik dan stabilitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi beeswax menyebabkan nilai viskositas sediaan krim meningkat, nilai daya sebar menurun dan nilai daya lekat meningkat. Konsentrasi beeswax juga berpengaruh terhadap nilai pH sediaan yaitu semakin tinggi konsentrasi beeswax maka nilai pH meningkat. Hasil uji stabilitas fisik dengan metode cycling test selama 6 siklus menunjukkan bahwa sediaan krim yang masih stabil yakni fromula II dan III.

Referensi

Ambari, Y. et al. (2020). Studi Formulasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Beeswax, Journal of Islamic Pharmacy, 5(2):36–45.

Bajaj, S., Singla, D. and Sakhuja, N. (2012). Stability testing of pharmaceutical products, Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2(3):129–138.

Kurek‐Górecka, A. et al. (2020). Bee products in dermatology and skin care, Molecules, 25(3).

Lukitaningsih, E. (2009). The exploration of whitening and sun screening compounds in bengkoang roots (Pachyrhizus erosus), The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 11(2): 1–184.

Masita, M. et al. (2024). Pembuatan sediaan serum dari ekstrak Gama Melon Parfum (GMP) di Laboratorium Farmasi Universitas Gadjah Mada, Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi, 4(1): 13–18.

Masitoh, I. (2018). Formulasi Gel Semprot Pati Bengkuang (Pachyrhizus Erorus (L.) Urb.) Dan Penentuan Nilai Sun Protective Factor (Spf) Secara In Vitro.

Nyman, G.S.A. et al. (2019). Contact allergy to beeswax and propolis among patients with cheilitis or facial dermatitis, Contact Dermatitis, 81(2):110–116.

Siregar, I.D. et al. (2019). Antioxidant and Antityrosinase Activities of Ethanolic Pachyrhizuserosus Peel and Tuber Extract. Majalah Kedokteran Bandung, 51(2):75–81.

Souza, C., de Freitas, L.A.P. & Maia Campos, P.M.B.G. (2017). Topical Formulation Containing Beeswax-Based Nanoparticles Improved In Vivo Skin Barrier Function, AAPS PharmSciTech, 18(7): 2505–2516.

Yeni, G., Silfia, S. & Hermianti, W. (2018). Pengembangan Potensi Tepung Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) sebagai Matriks Enkapsulasi yang Dimodifikasi Melalui Proses Litnerisasi untuk Bahan Baku Kosmetik, Prosiding Seminar Nasional I Hasil Litbangyasa Industri. 155–161.

Diterbitkan
2025-03-30