Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang en-US Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2962-388X PERILAKU ANAK ADHD : PERKEMBANGAN DAN PENANGANAN DI CIBI MALANG https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1359 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman anak-anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (ADHD) serta efektivitas intervensi yang diterima. Metode yang digunakan meliputi observasi dan wawancara dengan anak-anak, orang tua, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ADHD memiliki tiga tipe: inatensi, hiperaktif-impulsif, dan kombinasi. Anak-anak dengan tipe inatensi mengalami kesulitan dalam fokus, sedangkan yang hiperaktif-impulsif menunjukkan perilaku berlebihan. Intervensi seperti analisis perilaku terapan (ABA) dan Brain Gym terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial dan konsentrasi anak-anak. Dukungan emosional dari orang tua dan guru juga berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan terapi. Namun, penelitian ini mengidentifikasi kelemahan, seperti kurangnya pemahaman orang tua tentang ADHD yang dapat menghambat kemajuan terapi. Kerjasama yang erat antara terapis dan orang tua sangat penting untuk mendukung perkembangan anak-anak dengan ADHD. Implikasi penelitian ini menekankan perlunya edukasi yang memadai bagi orang tua dan kolaborasi yang lebih baik antara semua pihak terkait untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan ADHD. Penelitian ini memberikan wawasan penting dalam memahami tantangan yang dihadapi anak-anak dengan ADHD dan strategi yang dapat diterapkan untuk membantu mereka mencapai potensi penuh dalam aspek akademik dan sosial.</p> <p><strong><em>Abstract</em></strong><em>. This study aims to explore the experiences of children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) and the effectiveness of the interventions they receive. The methods employed include observations and interviews with children, parents, and teachers. The results indicate that ADHD has three types: inattentive, hyperactive-impulsive, and combined. Children with inattentive type struggle with focus, while those with hyperactive-impulsive type exhibit excessive behaviors. Interventions such as Applied Behavior Analysis (ABA) and Brain Gym have proven effective in enhancing children's social skills and concentration. Emotional support from parents and teachers significantly contributes to the success of the therapy. However, this study also identifies weaknesses, such as a lack of parental understanding of ADHD, which can hinder therapy progress. Close collaboration between therapists and parents is crucial to support the development of children with ADHD. The implications of this research emphasize the need for adequate education for parents and improved collaboration among all stakeholders to enhance the quality of life for children with ADHD. This study provides important insights into the challenges faced by children with ADHD and the strategies that can be implemented to help them reach their full potential in academic and social aspects. </em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Frida Lolita Hapsari Mukhammad Raihan Al Hakim Arifah Nabila Muhammad Shohih Farid Wajdi Tristiadi Ardi Ardani Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 1 6 10.36805/empowerment.v5i1.1359 KONFLIK PERAN GANDA PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1360 <p>Individu yang bekerja sebagai tenaga kesehatan menghadapi banyak tuntutan pekerjaan yang tinggi sehingga memberikan dampak pada kehidupan pribadi, seperti keluarga. Salah satu dampak yang dihasilkan yaitu adanya konflik peran ganda karena ketidakseimbangan dalam memenuhi tuntutan tugas pekerjaan (profesional) dan juga dalam kehidupan berumah tangga. Adapun tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran konflik peran ganda pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik deskriptif. Sebanyak 160 tenaga kesehatan RSUD Langsa terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik insidental sampling dengan kriteria menikah, memiliki anak, dan bekerja dengan sistem shift. Pengumpulan data penelitian menggunakan alat ukur yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia melalui proses expert review sehingga instrumen penelitian tervalidasi dan reliabel. Hasil analisis data menunjukkan berdasarkan profesinya, diketahui bahwa perawat lebih dominan memiliki konflik dibandingkan profesi tenaga kesehatan lainnya, yaitu dominan mengalami konflik FWC yang berbasis waktu dilihat dari rentang usia, maka tenaga kesehatan dengan rentang usia 26-35 tahun dominan mengalami konflik WFC, usia 36-45 tahun dominan mengalami konflik FWC. Selanjutnya berdasarkan jumlah anak yang dimiliki di dapatkan hasil bahwa tenaga kesehatan dengan jumlah anak 3 dominan mengalami WFC, sedangkan tenaga kesehatan dengan jumlah anak 4 dominan mengalami FWC</p> <p><em>Individuals who work as health workers deal with many high work demands that impact their personal lives,&nbsp;such&nbsp;as&nbsp;family. One of the resulting impacts is a work-family conflict due to an imbalance in fulfilling the work (professional) duties and also&nbsp;in&nbsp;home&nbsp;life.The research aims to describe work-family conflict to the health workers at the Langsa General Hospital, which was carried out using a quantitative approach with descriptive&nbsp;techniques. All 160 Langsa General Hospital health workers involved as research samples were selected using a non-probability sampling method with an incidental sampling technique with the criteria married, having a child, and working on&nbsp;a&nbsp;shift&nbsp;system. The research data collection used the work-family conflict scale translated into Indonesian through an expert review process so that the research instrument was validated and reliable. The research result according to profession, it is known that nurses were more dominant in conflict than other health worker professions, namely in experiencing time-based FWC conflict from the age range, health workers with an age range of 26-35 years predominantly experience WFC conflict, age 36-45 years predominantly experience FWC conflict. Furthermore, based on the number of children owned, the results show that health workers with three children predominantly experience WFC, while health workers with four children predominantly experience FWC</em></p> Khansa Zayyana Risana Rachmatan Eka Dian Aprilia Zaujatul Amna Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 7 12 10.36805/empowerment.v5i1.1360 GAMBARAN SUBJECTIVE CAREER SUCCESS PADA GURU TK DI SEKOLAH X: STUDI FENOMENOLOGIS https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1361 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran <em>subjective career success</em> pada guru TK di sekolah X. <em>Subjective career success</em> dapat dipahami sebagai konsep yang merujuk pada persepsi individu mengenai pencapaian dan kepuasan terhadap kariernya secara personal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, kemudian dianalisis menggunakan analisis fenomenologis menurut Giorgi. Partisipan dalam penelitian ini menggunakan satu orang guru TK di sekolah X yang sudah bekerja lebih dari satu tahun. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan adanya <em>subjective career success </em>pada guru di sekolah X dengan terungkapnya beberapa dimensi diantaranya <em>authenticity, growth and development, influence, meaningful of work, personal lif, quality of work, recognition, </em>dan <em>satisfaction. </em>Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap khazanah keilmuan terutama mengenai <em>subjective career success </em>pada seorang guru.</p> <p><em>This study aims to determine the description of subjective career success in kindergarten teachers at school X. Subjective career success can be understood as a concept that refers to an individual's perception of achievement and satisfaction with their career personally. This study uses a qualitative method with a phenomenological study approach. Data collection techniques are carried out by in-depth interviews, then analyzed using phenomenological analysis according to Giorgi. Participants in this study used one kindergarten teacher at school X who had worked for more than one year. The results of this study indicate the existence of subjective career success in teachers at school X with the disclosure of several dimensions including authenticity, growth and development, influence, meaningful of work, personal life, quality of work, recognition, and satisfaction. This study is expected to contribute to the body of knowledge, especially regarding subjective career success in a teacher.</em></p> Mukhammad Ibnu Syifa Nahlia Shafwa Azzaida Imam Faisal Hamzah Rr. Setywati Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 13 25 10.36805/empowerment.v5i1.1361 APAKAH MAHASISWA AKTIF BERORGANISASI LEBIH DARI SATU MENGAKIBATKAN PROKRASTINASI AKADEMIK? https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1362 <p>Penelitian ini mengkaji dampak keterlibatan mahasiswa dalam lebih dari satu organisasi terhadap perilaku prokrastinasi akademik. Dengan pendekatan kualitatif, wawancara dilakukan dengan mahasiswa aktif di berbagai organisasi untuk memahami pengalaman mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen waktu yang buruk dan beban tugas organisasi yang berat menjadi penyebab utama penundaan dalam menyelesaikan tugas akademik, meskipun keterlibatan dalam organisasi membawa keuntungan seperti peningkatan keterampilan kepemimpinan dan kolaborasi, pengelolaan waktu yang tidak efektif dapat menghambat pencapaian akademik. Penelitian ini menekankan perlunya penerapan strategi manajemen waktu yang baik serta dukungan dari institusi pendidikan agar mahasiswa dapat menyeimbangkan komitmen organisasi dan tanggung jawab akademik. Temuan ini sejalan dengan studi terbaru yang menegaskan bahwa kemampuan mengelola waktu secara efektif sangat penting untuk keberhasilan akademik dan dapat mengurangi stres akibat prokrastinasi. Oleh karena itu, mahasiswa yang aktif dalam organisasi harus menyadari pentingnya pengelolaan waktu yang baik untuk meraih keberhasilan di kedua bidang tersebut.</p> <p><em>This study examines the impact of students' involvement in more than one organization on academic procrastination behavior. Using a qualitative approach, interviews were conducted with students active in various organizations to understand their experiences. The results showed that poor time management and heavy organizational task load were the main causes of procrastination in completing academic tasks, although involvement in organizations brings benefits such as improved leadership and collaboration skills, ineffective time management can hinder academic achievement. This study emphasizes the need for the implementation of good time management strategies as well as support from educational institutions for students to balance organizational commitments and academic responsibilities. This finding is in line with recent studies that confirm that the ability to manage time effectively is critical for academic success and can reduce stress due to procrastination. Therefore, students who are active in organizations should realize the importance of good time management to achieve success in both areas.</em></p> Muhammad Rafa Yulizar Nabil Mubarak Saputra Shanty Komalasari Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 26 33 10.36805/empowerment.v5i1.1362 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS SLOW LEARNER DI SLB AUTIS LAB UM https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1363 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa berkebutuhan khusus kategori <em>slow learner</em> di SLB Autis Lab Universitas Negeri Malang (UM). <em>Slow learner</em> adalah anak-anak yang memiliki keterbatasan kognitif, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran dibandingkan anak seusianya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi untuk menggali informasi dari guru yang menangani siswa <em>slow learner</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan utama siswa <em>slow learner</em> meliputi pemahaman akademik yang rendah, kesulitan mengikuti instruksi kompleks, serta keterbatasan dalam interaksi sosial. Guru memainkan peran penting dengan menyesuaikan metode pembelajaran, seperti pengulangan materi, penggunaan media visual, dan pemberian instruksi sederhana. Selain itu, dukungan orang tua sangat diperlukan melalui bimbingan di rumah. Penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik yang menggabungkan teori perkembangan kognitif, teori kecerdasan majemuk, dan dukungan emosional untuk membantu anak <em>slow learner</em> mencapai potensi optimal mereka.</p> <p>This research aims to analyze the learning difficulties of students with special needs in the <em>slow learner</em> category at the SLB Autism Lab, State University of Malang (UM). <em>Slow learner</em>s are children who have cognitive limitations, so they take longer to understand and master learning material than children their age. This research uses qualitative methods with interviews and observations to gather information from teachers who work with <em>slow learner</em> students. The research results show that the main difficulties of <em>slow learner</em> students include low academic understanding, difficulty following complex instructions, and limitations in social interaction. Teachers play an important role by adapting learning methods, such as repeating material, using visual media, and providing simple instructions. Apart from that, parental support is very necessary through guidance at home. This research highlights the importance of a holistic approach that combines cognitive development theory, multiple intelligence theory, and emotional support to help <em>slow learner</em> children reach their optimal potential</p> M Muhibullah Ivana Eriska Annisa Aqilah Haya Tristiadi Ardi Ardani Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 34 39 10.36805/empowerment.v5i1.1363 PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA MAHASISWA PERANTAU DI KARAWANG https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1364 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain asosiatif kausalitas. Teknik pengambilan data menggunakan teknik <em>non probality sampling </em>dengan jenis <em>convenience sampling</em>. Populasi dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 166 mahasiswa perantau di Karawang. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada mahasiswa perantau di Karawang. Penelitian ini melakukan pengambilan data menggunakan skala kesepian UCLA <em>loneliness scale </em>versi 3 yang diadopsi dari Russell, skala dukungan sosial pada penelitian ini yaitu menggunakan MSPSS diadopsi yang dikembangkan oleh Zimet, dkk. Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana menunjukkan nilai sig 0.041 &lt; 0.05, yang berarti hasil uji regresi linear sederhana pada taraf signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yaitu Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada mahasiswa perantau di Karawang sebesar 96,5%.</p> <p><em>This research aims to determine the effect of social support on loneliness. This research was conducted using quantitative methods with an associative causality design. The data collection technique uses non probability sampling technique with convenience sampling type. The population in this study consisted of 166 migrant students in Karawang. The hypothesis in this research is that there is an influence of social support on loneliness among migrant students in Karawang. This study carried out data collection using the UCLA loneliness scale version 3 which was adopted from Russell, the social support scale in this study used the MSPSS adopted which was developed by Zimet, et al. From the results of hypothesis testing using a simple linear regression test, it shows a sig value of 0.041 &lt; 0.05, which means the results of the simple linear regression test are at a significant level. So it can be concluded that the hypothesis in this study, namely Ha, is accepted and H0 is rejected, which means that there is an influence of social support on loneliness among migrant students in Karawang of 96.5%.</em></p> Neng Sulastri Andriyani Nuram Mubina Citra Hati Leometa Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 40 48 10.36805/empowerment.v5i1.1364 PERKEMBANGAN PERSEPTUAL DAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA DISLEKSIA https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1365 <p>Sistem pendidikan yang baik tidak diskriminatif kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) termasuk anak dengan problema belajar membaca atau sering disebut disleksia. Faktanya 3-10% jumlah penduduk Indonesia adalah penyandang disleksia dengan kompetensi membaca urutan terendah di posisi 64 dari 74 negara pada PISA 2018. Anak disleksia gagal berprestasi salah satunya diakibatkan gangguan fungsi perseptual dalam melakukan pemrosesan informasi sensoris. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perkembangan perseptual dan kemampuan membaca siswa disleksia dan perbandingan karakteristiknya. Penelitian dengan metode kuantitatif korelasional-komparatif. Teknik purposive sampling dengan jumlah subjek 25 siswa disleksia yang merupakan siswa pendamping Program Organisasi Penggerak Kota Bekasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, asesmen informal dan dokumentasi. Peneliti menggunakan observasi kemampuan membaca informal dan tes persepsi sebagai instrumen, dengan uji reliabilitas <em>r-alpha</em> 0,919 untuk instrumen tes persepsi dan rata-rata <em>kappa</em> 0,551 untuk instrumen observasi kemampuan membaca siswa disleksia yang menunjukkan kesepakatan penilai sedang. Uji koefisien korelasi Pearson menunjukkan hubungan terbalik antara perkembangan persepsi dan kemampuan membaca pada siswa disleksia, dengan koefisien -0,783. Hasil uji komparasi tidak menunjukkan perbedaan signifikan kesulitan membaca pada kelompok karakteristik siswa. Hasil uji regresi linear sederhana B=36,329, p=0.001 (p&lt;0,05) berarti perkembangan perseptual memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca siswa disleksia dengan menyumbang konstribusi sebesar 61,2%, sementara 38,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.</p> <p><em>A fair education system should not discriminate against children with special needs, including those who struggle with reading commonly known as dyslexia. The fact 3-10% of Indonesia's population is dyslexic, with the lowest ranking reading competency at position 64 out of 74 countries according to PISA 2018. Dyslexic students often struggle academically due to impaired perceptual function in processing sensory information. This study aims to explore the relationship between perceptual development and reading ability in dyslexic students and compare their characteristics. The research uses quantitative correlational-comparative methods and a purposive sampling technique to select 25 dyslexic students from the Program Organisasi Penggerak (POP) Kota Bekasi. Data collection methods include observation, interviews, tests, informal assessments, and documentation. Researchers use informal reading ability observation and perceptual tests as instruments, with a reliability test of r-alpha 0.919 for the perceptual test instrument and an average of kappa 0.551 for the observation instrument for the reading ability of dyslexic students that indicating moderate rater agreement. The Pearson correlation coefficient test shows an inverse relationship between perceptual development and reading ability in dyslexic students, with a coefficient of -0,783. The comparison test does not reveal significant differences in reading difficulties among groups of student characteristics. The simple linear regression test B=36.329, p=0.001 (p&lt;0.05) shows that perceptual development contributes 61.2% to the reading ability of dyslexic students, while 38.8% is influenced by other variables not examined in this study.</em></p> Nadya Hasna Syafira Lucky Purwantini Magdalena Hanoum Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 49 64 10.36805/empowerment.v5i1.1365 MENELISIK PERAN KOMITMEN RELIGIUS DALAM MENCARI PENGAMPUNAN ILAHI https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1366 <p>Manusia dan Konflik adalah dua hal yang tidak dapat dihindarkan. Setiap dari kita, tentunya pasti pernah berbuat salah dan juga pernah terluka akibat kesalahan yang dilakukan oleh oranglain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan <em>religious commitment </em>terhadap <em>divine forgiveness </em>dengan melibatkan 522 orang subjek penelitian, baik laki-laki dan perempuan yang berusia 17 hingga 60 tahun. Dalam penelitian ini, menggunakan dua alat ukur yang telah diadaptasikan oleh peneliti. Kedua alat ukur ini adalah <em>RC-10 </em>yang digunakan untuk mengukur <em>religious commitment </em>yang dikembangkan oleh Worthington et al (2003) dan <em>divine forgiveness </em>yang dikembangkan oleh Fincham &amp; May (2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi <em>interpersonal religious commitment </em>tidak signifikan dalam mempengaruhi <em>divivne forgiveness </em>(R<sup>2 </sup>= 0.004; P&gt;0.005), sedangkan dimensi <em>intrapersonal religious commitment </em>signifikan dalam mempengaruhi <em>divine forgiveness </em>(R<sup>2 </sup>= 0.011; P&lt;0.005). Sehingga dapat diartikan bahwa 1,1% dari <em>intrapersonal forgiveness </em>berpengaruh terhadap proses pencarian pengampunan Ilahi dalam diri individu.</p> <p>Humans and Conflict are two things that cannot be avoided. Each of us, of course, must have made mistakes and also been hurt by mistakes made by others. This study aims to determine the role of religious commitment to divine forgiveness by involving 522 research subjects, both male and female aged 17 to 60 years. In this study, two measuring instruments that have been adapted by researchers were used. The second measuring instrument is the RC-10 which is used to measure religious commitment developed by Worthington et al. (2003) and divine forgiveness developed by Fincham &amp; May (2019). The results of the study showed that the interpersonal dimension of religious commitment was not significant in influencing divine forgiveness (R2 = 0.004; P&gt; 0.005), while the intrapersonal dimension of religious commitment was significant in influencing divine forgiveness (R2 = 0.011; P &lt;0.005). So it can be interpreted that 1.1% of intrapersonal forgiveness influences the process of seeking divine forgiveness in individuals.</p> Yulistin Tresnawaty Christiany Suwartono Benedicta Prihatin Dwi Riyanti Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 65 74 10.36805/empowerment.v5i1.1366 PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALED KABUPATEN CIREBON https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1367 <p>Salah satu tugas perawat yaitu memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas diperlukan kinerja yang tinggi terhadap perawat. Tetapi pada kenyataannya permasalahan pada kinerja perawat masih menjadi isu yang sangat serius untuk dibahas. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat yaitu motivasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon. Penelitian ini melibatkan 110 perawat Rumah Sakit Umum Daerah Waled yang bertugas di instalasi rawat inap.&nbsp; Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon. Artinya, terdapat pengaruh variabel bebas (motivasi kerja) terhadap variabel terikat (kinerja) sebesar 7%. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat.</p> <p><em>One of the duties of nurses is to provide quality nursing care. High performance is essential for delivering quality care. However, issues related to nurse performance remain a significant concern. One factor that can affect nurse performance is motivation. This study aims to examine the impact of work motivation on the performance of inpatient nurses at Waled Regional General Hospital in Cirebon Regency. The study involved 110 nurses working in the inpatient unit of the hospital. A quantitative research method was used. The results indicate that work motivation affects the performance of inpatient nurses at Waled Regional Public Hospital. Specifically, work motivation accounts for 7% of the variation in performance. Based on the data analysis, it can be concluded that work motivation affects nurse performance.</em></p> Muhammad Fakhri Harisal Adiyan Dian Bagus Mitreka Satata Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 75 79 10.36805/empowerment.v5i1.1367 PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL PASANGAN TERHADAP KESEPIAN PADA DEWASA AWAL YANG MERANTAU https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasiswa/index.php/Empowerment/article/view/1368 <p>Kesepian merupakan perasaan tidak menyenangkan yang dirasakan individu berupa kegelisahan, perasaan terasing dan tertolak akibat dari hubungan sosial yang kurang bermakna. Kesepian rentan dialami oleh perantau karena harus tinggal terpisah dari keluarganya. Timbulnya kesepian pada perantau dapat dipengaruhi oleh dukungan sosial. Dukungan sosial dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya yaitu dari pasangan, seperti memberikan tindakan suportif, memberikan rasa aman, memberikan bantuan tenaga, bersedia meluangkan waktu dan membangkitkan motivasi pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial pasangan terhadap kesepian pada dewasa awal yang merantau di Kabupaten Karawang, dimana mayoritas penduduknya merupakan perantau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan bentuk penelitian asosiatif dengan melibatkan 150 responden dewasa awal yang merantau di Kabupaten Karawang dalam rentang usia 18-40 tahun dan sedang menjalani hubungan romantis. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik <em>non-probability sampling </em>dengan jenis <em>accidental sampling</em>. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis didapati nilai signifikansi dari variabel dukungan sosial pasangan sebesar 0.000 &lt; 0.05, hal ini berarti terdapat pengaruh dukungan sosial pasangan terhadap kesepian pada dewasa awal yang merantau di Kabupaten Karawang. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh dukungan sosial pasangan terhadap kesepian yaitu sebesar 7,9%.</p> <p><em>Loneliness is an unpleasant feeling experienced by individuals characterized by anxiety, feelings of alienation, and rejection due to a lack of meaningful social relationships. Loneliness is particularly vulnerable for migrants because they have to live apart from their families. The emergence of loneliness in migrants can be influenced by social support. Social support can be obtained from various sources, one of which is from a partner, such as providing supportive actions, giving a sense of security, offering physical assistance, being willing to spend time, and boosting their partner's motivation. This study aims to determine the influence of partner social support on loneliness in early adults who migrate to Karawang Regency, where the majority of the population are migrants. The method used in this study is a quantitative method with an associative research form involving 150 early adult migrants in Karawang Regency, aged 18-40 years, and currently in a romantic relationship. The sample was taken using non-probability sampling with accidental sampling type. The analysis technique used is simple regression. Based on the results of the analysis, it was found that the significance value of the partner social support variable is 0.000 &lt; 0.05, which means that there is an influence of partner social support on loneliness in early adults who migrate to Karawang Regency. The results of the determination coefficient test show that the influence provided by partner social support on loneliness is 7.9%</em></p> Bunga Cigita Iriani Wina Lova Riza Citra Hati Leometa Copyright (c) 2025 Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2025-04-11 2025-04-11 5 1 80 90 10.36805/empowerment.v5i1.1368