PERAN EMPATI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP MORAL DISENGAGEMENT PADA NARAPIDANA KEJAHATAN SEKSUAL DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLASS IIA KARAWANG
Abstract
Kejahatan seksual menjadi bahasan serius pada satu dekade terakhir. Jenis kejahatan seksual semakin beragam dan angkanya terus meningkat tiap tahunnya. Begitu pula yang terjadi di Karawang dengan intensitas dilaporkan terjadinya kejahatan seksual sebanyak satu kali dalam satu minggu. Menurut data yang didapatkan dari lapas klass IIA Karawang sampai bulan Juli 2020 tercatat ada 80 orang narapidana dengan kasus kejahatan seksual. Salah satu faktor individu melakukan kejahatan seksual adalah karena hilangnya moral yang mereka miliki dan membebaskan diri dari sanksi dan rasa bersalah atas kejahatan yang telah dilakukan hal ini disebut moral disengagement. Moral terkait dengan kecerdasan emosional yang dimiliki individu terutama empati, dan berkaitan juga dengan bagaimana individu menggunakan pusat kontrol kehiduapannta atau disebut juga locus of control. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran empati dan locus of control terhadap moral disengagement. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, teknik yang digunakan adalah sample jenuh dengan menjadikan seluruh populasi sebagai sample yaitu 80 narapidana. Pengambilan data menggunakan tiga skala likert yaitu skala empati, skala locus of control, dan skala moral disengagement. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa empati berperan negatif terhadap moral disengagement artinya semakin tinggi empati semakin tidak aktif moral disengagement dengan nilai peran sebesar 26%, dan locus of control menunjukan peran positif terhadap moral disengagement dengan nilai peran sebesar 14% dan didominasi oleh locus of control eksternal. Pada kedua variabel X memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05 atau p< 0,05.
Sexual crimes have been a serious discussion in the last decade. The type of sexual crime is increasingly diverse and the number of crimes always increases annually. Similarly, it happened in Karawang with the intensity of the reported occurrence of sexual crimes once a week. According to the data obtained from the correctional institution of klass IIA Karawang until July 2020 recorded there were 80 people convicts with the case of sexual crimes. One factor of individuals committing sexual crimes was because of the moral loss they had and freed themselves from sanctions and guilt over the crimes that no passive voice had done that called moral disengagement. The Moral is related to the emotional intelligence the individual has especially empathy for and relates also to how humans saw their life that’s locus of control. The research was conducted to see how the role of empathy and locus of control against moral disengagement. The method used in this research is quantitative. The technique used is a saturated sample by making the whole population as a sample of 80 prisoners. Data retrieval using three Likert scales is the empathy scale, locus of control scale, and moral disengagement scale. Analysis of this research data uses multiple regression analyses. Based on the results of data analysis shows that empathy plays a negative role in moral disengagement. It means the higher empathy of the less active moral disengagement with the role value by 26%. Locus of control shows a positive role in moral disengagement with a role value of 14% and is dominated by an external locus of control. In both variables X has a significance value of 0.000 smaller than 0.05 or P < 0.05.