UJI AKTIVITAS ANTELMINTIK INFUSA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA JEPANG (Cnidoscolus aconitifolius) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO
DOI:
https://doi.org/10.36805/jpx.v8i2.5919Kata Kunci:
Antelmintik, Ascaris suum, Cnidoscolus aconitifolius, Pepaya jepangAbstrak
Ascaris suum merupakan parasit cacing pada babi yang berkerabat dekat dengan cacing pada manusia, A. lumbricoides. Penelusuran literatur menunjukkan bahwa A. suum dapat menginfeksi manusia. Ascaris diperkirakan dapat memodulasi respons imun dan inflamasi inang, yang dapat menyebabkan hiporesponsif imun selama infeksi kronis. Pengobatan dengan obat-obat antelmintik dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi. Dengan demikian, diperlukan obat alternatif dari bahan alam yang lebih efektif dan minim efek samping, salah satunya dengan daun pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis aktivitas antelmintik ekstrak etanol dan infusa daun pepaya jepang terhadap cacing A. suum dan telur secara in vitro. Pengujian dibagi dalam 6 kelompok besar, yaitu kelompok uji (konsentrasi ekstrak dan infusa 3%, 6% dan 9%), kelompok pembanding (pirantel pamoat 1% dan piperazin sitrat 2% untuk pengujian terhadap cacing dewasa dan mebendazol 0,25% untuk pengujian telur cacing), dan kelompok kontrol (NaCl 0,9% dan PGA 1%). Parameter yang dilihat berupa bentuk paralisis dan kematian cacing dewasa, serta persen inhibisi terhadap telur cacing. Hasil penelitian berupa aktivitas antelmintik yang ditunjukan ekstrak daun pepaya jepang (C.aconitifolius) terhadap cacing gelang babi dan telurnya terdapat pada konsentrasi 9% yang dibandingkan dengan konsentrasi uji 3% dan 6%, pirantel pamoat, piperazin sitrat dan mebendazol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun pepaya jepang (C.aconitifolius) memiliki aktivitas antelmintik terhadap cacing gelang babi dan telurnya.
Referensi
Anggita, D., Abdi, D. A., & Desiani, V. (2018). Efektifitas ekstrak daun dan getah tanaman jarak cina (Jatropha multifida L.) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Window of Health: Jurnal Kesehatan, 29-33.
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. III. Jakarta.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. VI. Jakarta.
Ekawasti, F., Sawitri, D. H., Dewi, D. A., Wardhana, A. H., & Martindah, E. (2018). Media penyimpanan telur, larva dan cacing nematode sebagai media uji in vitro. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Febrina, L., Rusli, R., & Muflihah, F. (2015). Optimalisasi ekstraksi dan uji metabolit sekunder tumbuhan libo (Ficus variegate Blume). Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 3(2), 74-81.
Fikri, M. Z., Hakim, R., & Damayanti, D. S. (2020). Efek Ekstrak Etanol Bawang Lanang (Aliium sativum L.) terhadap Paralisis dan Kematian Cacing Dewasa Ascaris suum, Goeze. Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine), 8(2).
Hasanah, N., & Fatmawati, S. (2022). Metabolit Sekuder, Metode Ekstraksi, Dan Bioaktivitas Cabai (Capsicum). Akta Kimia Indonesia, 7(1), 14-61.
Husna, R. S. N., Effendi, E. M., & Maheshwari, H. (2018). Efek Samping Ekstrak Etanol 96% Dan 70% Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) Yang Bersifat Estrogenik Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih. Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup, 16(2), 32-38.
Juhairiyah, J., & Indriyati, L. (2016). Ascariasis di Kalimantan Selatan. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases, 2(1), 1-6.
Karim, S. F., Farid, N., Wahid, H., & Musdalifa, M. (2021). Uji Efektivitas Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum americanum L.) Terhadap Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Secara In Vitro. JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 6(3), 254-263.
Kemenkes RI. (2017). Farmakope Herbal Indonesia. II. Jakarta.
Khafidhoh, Z., Dewi, S. S., & Iswara, A. (2015). Efektivitas infusa kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC.) terhadap pertumbuhan Candida albicans penyebab sariawan secara in vitro.
Koné, W. M., Atindehou, K. K., Dossahoua, T., & Betschart, B. (2005). Anthelmintic activity of medicinal plants used in northern Côte d'Ivoire against intestinal helminthiasis. Pharmaceutical biology, 43(1), 72-78.
Kumar, T., Gupta, A., Gidwani, B., & Kaur, C. D. (2015). Phytochemical screening and evaluation of anthelmintic activity of Euphorbia tithymaloidus. International Journal of Biological Chemistry, 9(6), 295-301.
Marpaung, M. P., & Septiyani, A. (2020). Penentuan parameter spesifik dan nonspesifik ekstrak kental etanol batang akar kuning (Fibraurea chloroleuca Miers). Journal of Pharmacopolium, 3(2).
Nalule, A. S., Mbaria, J. M., & Kimenju, J. W. (2013). In vitro anthelmintic potential and phytochemical composition of ethanolic and water crude extracts of Euphorbia heterophylla Linn.
Noviyanti, A., & Susilowati, E. (2017). Mutu Fisik Suspensi Sulfur Praecipitatum Dengan Suspending Agent Hpmc (Hydroxypropyl methylcellulose) KONSENTRASI 0, 3%, 0, 5%, 1% (Doctoral dissertation, Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang).
Oktafiana, S., Suwendar, S., & Hazar, S. (2017). Uji Aktivitas Antelmintik Fraksi n-Heksan, Etilasetat dan Air-Etanol Daun Ketepeng Cina (Senna alata (L.) Roxb.) Terhadap Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) secara In Vitro. Prosiding Farmasi, 626-633.
Patilaya, P., & Husori, D. I. (2015). Preliminary study on the anthelmintic activity of the leaf ethanolic extract of Indonesian Curanga fel-terrae (Lour.) Merr. Int J Pharmtech Res, 8(3), 347-51.
Poolperm, S., & Jiraungkoorskul, W. (2017). An update review on the anthelmintic activity of bitter gourd, Momordica charantia. Pharmacognosy reviews, 11(21), 31.
Robiyanto, R., Kusuma, R., & Untari, E. K. (2018). Potensi Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) pada Cacing Ascaridia galli dan Raillietina tetragona secara In Vitro. Pharmaceutical Sciences and Research, 5(2), 5.
Roring, T., Simbala, H. E., & de Queljoe, E. (2019). Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pinang Yaki (Areca vestiaria) Terhadap Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Secara In Vitro. Pharmacon, 8(2), 457-464.
Rosyidah, H. N., & Prasetyo, H. (2018). Prevalence of intestinal helminthiasis in children at North Keputran Surabaya at 2017. J Vocat Health Stud. 1: 117-20.
Saputra, F. R., Rai, I. B., & Fikri, Z. (2019). Gambaran Tingkat Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminth (STH) Pada Pengrajin Gerabah Di Desa Banyumulek Lombok Barat. Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS), 6(2), 116-119.
Suharmiati, S., & Rochmansyah, R. (2018). Mengungkap Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar (Studi Etnografi Di Desa Taramanu Kabupaten Sumba Barat). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(3), 211-217.
Syuhada, S., & Sari, D. P. (2021). Ujı aktıvıtas anthelmıntık ekstrak etanol rımpang pacıng (Costus speciosus (Koen.) Sm.) terhadap cacıng tanah (Lubricus rubellus). Journal Borneo, 1(1), 27-35.
Umboro, R. O., & Hamdani, A. S. (2019). Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala, Lmk. de Wit) terhadap cacing gelang (Ascaridia galli schrank) Secara In Vitro. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 3(1).
Wahyuni, R., Guswandi, G., & Rivai, H. (2017). Pengaruh cara pengeringan dengan oven, kering angin dan cahaya matahari langsung terhadap mutu simplisia herba sambiloto. Jurnal Farmasi Higea, 6(2), 126-132.
Widayati, I., Nurhayati, D., & Baaka, A. (2021). Uji aktivitas antelmintik perasan dan infusa Rumput Kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) terhadap cacing Ascaridia galli secara In Vitro. Jurnal Sain Veteriner, 39(2), 99-103.
Winarso, A. (2019). Resistensi anthelmintika: perspektif peternakan lahan kering nusa tenggara timur. Jurnal Kajian Veteriner, 107-114.