IDENTIFIKASI SEDERHANA METABOLIT SEKUNDER KULIT BATANG KAWISTA ( Limonia Acidissima L. )
DOI:
https://doi.org/10.36805/jpx.v2i2.322Abstract
ABSTRAK Bukan hanya tumbuhan yang dibudidayakan yang bermanfaat bagi manusia. Ternyata salah satu bagian tumbuhan (seperti kulit batang) yang tersebar disekitar kita sering diabaikan juga menyimpan potensi luar biasa, khususnya sebagai obat (Dalimartha, S., Hembing, W, 1997). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hasil identifikasi sederhana analisis kualitatif metabolit sekunder kulit batang tanaman kawista (Limonia Acidissima L.) yang dapat dijadikan sebagai senyawa potensial untuk diuji lebih lanjut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekstraksi Refluks, pemeriksaan makroskopik, pengujian analisis kualitatif penapisan fitokimia simplisia kulit batang kawista ( Limonia acidissima L. ). Hasil penelitian berdasarkan karakteristik penetapan kadar air dengan cara destilasi sebesar 1,67 % v/b. Berdasarkan hasil analisis kualitatif penapisan fitokimia dari kulit batang kawista ( Limonia acidissima L. ) mengandung senyawa golongan flavonoid, saponin, polifenolat, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Kata Kunci : , Kawista, Refluks, Penapisan FitokimiaReferences
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, A., Kumara, B., 2004, Jurnal.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XV (1)
Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Depkes, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Dalimartha., Setiawan., Hembing, Wijaya., 1997, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, jilid ke-3, Jakarta, 122-123.
Djoko, Hargono.,1986, Sediaan Galenik, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Farnsworth, N. R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants, J. Pharm. Sci., 55(3), 243-268.
Fessenden, J.R. 1997, Dasar-Dasar Kimia Organik. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 546.
Gritter, R.J., J.M. Bobbit, and A.E.,1991. Schwarling, Pengantar Kromatografi, terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso, penerbit ITB, Bandung, 5-9, 160, 163, 165, 169.
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Bandung : Penerbit ITB.
Hariana, H.arief., Drs., 2000, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3, Penebar Swadaya, Jakarta, 91.
Heyne, K. 1988, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 4, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta, 1456-1459, dan 2273.
Hovenkanp, P.H. Pirrosia Mirbel In: de Winter. W. P.
& Arnoroso. V.B. (eds.)., 2003, Plant Resources of South — East Asia
No. 15 (2). Cryptogarns : Ferns aiid fern allies. Backhuys
Publishers, Leiden, the Neitherlands, Pj):170-174.
Kusuma, Fauzi R., Zaky, B.Muhamad., 2005, Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat, Agromedia Pustaka, Jakarta, 283.
Lestari, Widya. 2008, Beberapa Parameter Standar Dan Telaah Fitokimia Rhizoma Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore steen)), Unjani, Bandung, 5-7.
Markham. K.R., 1988, Cara Mengindentifikasi Flavonoid, terjemahan K. Radmawinata, Penerbit ITB, Bandung, 1-117.
Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso, penerbit ITB, Bandung, 1985, 3-18.
Tjokronegoro, Roekmi., Dr., 2000, Teknik Pemisahan Kimia, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Unpad, Bandung, 206-207, 230-231, 227.
Thomas, A., Pomammal, N.R., 2005, PG and Research Department of Botany, Kongunadu Arts and Science College,Vol XXV (2), 57-61.
Vijayvargia, P., Vijayvargia., R., 2014, Biological and Phytochemical Screening of Plants, J. Pharm. Sci., 28(1), 191-195.