TRANSFORMASI BENTUK DALAM UPACARA RITUAL KEMATIAN MANGONGKAL HOLI PADA MARGA NAINGGOLAN DI SUMATERA UTARA
DOI:
https://doi.org/10.36805/bi.v7i1.3018Abstract
Mangongkal Holi yaitu ritual upacara adat tradisi Batak Toba yang masih dilestarikan,
dengan proses penggalian makam orang yang sudah lama wafat/meninggal untuk diambil
tulang-belulangnya dan dipindahkan ke tempat yang baru yaitu sebuah tugu atau batu napir.
Tujuan dari upacara kematian tradisi Batak yaitu menjali silaturahmi antar kekerabatan
marga. Untuk menguraikan rangkaian pelaksanaan tersebut menggunakan metode penelitian
deskriptif analisis dengan langkah-langkah; studi pustaka, studi observasi, dan studi
dokumentasi melalui teori analisis struktural Lévi-Strauss.
Hasil dari penelitian ini menemukan adanya transformasi bentuk dalam rangkaian
pra-acara, pelaksanaan acara, pesta adat, dan pasca-acara. Adapun temuan menggunakan
analisis Deep Structure terdapat empat unsur kebudayaan yang masih lekat untuk diterapkan
diantaranya: taburan uang di kuburan, rumah sakti sebagai tempat pemberkatan, toleransi
mangongkal holi dalam keberagaman agama, dan jeruk purut serta serbuk kunyit sebagai
bentuk kesucian. Hal tersebut menjadi adanya transformasi struktur dan makna pada upacara
ritual kematian Mangongkal Holi pada marga Nainggolan.
Kata Kunci: Mangongkal Holi, Upacara kematian, Batak Toba
Mangongkal Holi is a traditional ceremonial ritual of the Toba Batak tradition that is still
preserved, with the process of excavating the graves of people who have long died to take their bones and
move them to a new place, namely a monument or stone napir. The purpose of the death ceremony of the
Batak tradition is to establish a relationship between clan kinship. To describe the series of
implementations using descriptive analysis research methods with steps; literature study, observational
study, and documentation study through Lévi-Strauss structural analysis theory.
The results of this study found a transformation of form in a series of pre-event, event
implementation, traditional party, and post-event. As for the findings using Deep Structure analysis,
there are four cultural elements that are still attached to be applied, including: the sprinkling of money
in graves, a sacred house as a place of blessing, tolerance for mangongkal holi in religious diversity, and
kaffir lime and turmeric powder as a form of holiness. This is a transformation of structure and meaning
in the ritual ceremony of the death of Mangongkal Holi in the Nainggolan clan.
Keyword: Mangongkal Holi, Upacara kematian, Batak Toba